News Update :

Pelaksanaan Hukum Pancung Di Arab Saudi Dan Wawancara Dengan Algojonya

Sabtu, 02 Juli 2011

Seorang algojo pelaksana hukuman penggal di Arab Saudi pantang merasa iba terhadap tervonis mati. Jika sudah iba, si tervonis malah justru akan lebih menderita lagi.

Hal ini disampaikan oleh seorang algojo di Saudi, Abdallah bin Sa'id al-Bishi, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi lokal yang diunggah di laman Youtube. Abdallah mengatakan tidak perduli tereksekusi perempuan atau pria, dia tidak boleh merasa iba.
Abdallah bin Sa'id al-Bishi,

"Rasa iba berpengaruh terhadap gerakan tangan. Hal ini nantinya malah membuat tervonis kesakitan," ujarnya.

Pelaksanaan eksekusi di Arab Saudi dilakukan di tengah-tengah kerumunan masyarakat. Abdallah mempunyai kesempatan satu kali untuk menebas leher tervonis hingga putus. Untuk melakukan tebasan ini, Abdallah memiliki pedangnya sendiri yang dia namakan Qaridha, pedang panjang melengkung khas Arab.

"Ini adalah pedang yang terkuat. Tidak perduli berapa banyak yang dipenggal, besinya tetap kuat," ujar Abdallah.

Dia memulai berkarier sebagai algojo antara 1991-1992 menggantikan ayahnya yang berprofesi sama. Dia ingat tugas pertamanya adalah memenggal kepala tiga orang penjahat. Kala itu, dia menggunakan pedang peninggalan ayahnya. Setelah itu, ratusan penjahat telah dipenggalnya hingga saat ini.

"Pemenggalan terberat yang saya lakukan mungkin ketika harus memenggal kepala teman-teman saya. Tapi, itu kan salah mereka sendiri," ujar Abdallah.

Abdallah menceritakan kali pertama dia menyaksikan eksekusi yang dilakukan ayahnya di Mekah. Kala itu, dia masih kecil dan penasaran seperti apa pemenggalan itu dilakukan. Setelah ayahnya mengayunkan pedangnya, Abdallah langsung berlari melihat si penjahat.

Dia mengaku melihat seluruh sistem pencernaan tervonis dari kerongkongannya. Setelah itu dia pingsan. "Saya terbangun sudah di rumah. Malam itu saya tidak bisa tidur. Tapi, lama-lama saya terbiasa melihat eksekusi," ujar Abdallah.

Abdallah menjelaskan bahwa untuk hukum penggal, tervonis tidak akan dibius kebal. Hukuman dilakukan dengan sekali tebas. Sementara itu, untuk pemotongan anggota tubuh seperti tangan dan kaki, tervonis akan dibius lokal. Saat ini, Abdallah mengaku tengah melatih anak tertuanya untuk meneruskan pekerjaannya.
[vivanews.com]

Dan inilah video wawancara dengan  sang algojo Abdallah bin Sa'id al-Bishi

Source: 
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright sekedar info 2010 -2011 | Design by parazitz | Published by bendoxz | Powered by Blogger.com.