News Update :

JK Pernah Bohongi Gusdur : Ketika Mau Dipecat Sodorkan Kertas Kosong

Sabtu, 22 Oktober 2011



Isu reshuffle kabinet terus menggelinding. Tak pelak spekulasi mengenai figur yang bakal lengser dan siapa penggantinya menjadi pembicaraan hangat.

Berikut pengalaman mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang pernah terdepak dari kabinet di era pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan ikut melakukan reshuffle.

Jusuf F Kalla masih ingat betul ketika ia bersama Laksamana Sukardi (saat itu Menteri Negara BUMN) harus terpental dari Kabinet Persatuan Nasional pada era Presiden Gus Dur. Saat itu, Kalla menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

Mendadak memutuskan pria asal Sulawesi Selatan itu harus lengser dari kursinya pada 24 April 2000. "Saat itu saya baru enam bulan bertugas," kata Kalla saat ditemui Tribunnews di Kompas TV, Jakarta, Kamis (6/10).

Ia mengatakan firasat dirinya akan di-reshuffle sudah tercium saat dirinya telah bertugas selama empat bulan. Saat itu, Kalla dipanggil menghadap Gus Dur di Istana Negara. "Saya dipanggil. Saya dikatakan ke luar negeri tanpa izin. Lalu saya jawab bahwa saya ke luar negeri sudah izin," kata Kalla.

Untuk meyakinkan Gus Dur, Kalla mengambil sepucuk kertas dari dalam tas kerjanya dan memperlihatkan kepada Presiden. "Ini surat izin saya," kata Kalla.
Padahal kertas itu sebenarnya hanyalah sebuah kertas kosong tanpa tulisan sama sekali. "Surat izin ada di kantor, sedangkan saya belum sempat ke kantor. Ya sudah saya tunjukkan saja kertas itu," ucap Kalla sambil tersenyum.

Namun, tetap saja Gus Dur tidak percaya dan mengatakan anak buahnya itu ke luar negeri tanpa izin. Jusuf Kalla akhirnya di-reshuffle pada 24 April 2000. Posisinya sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan digantikan Luhut Panjaitan.

Saat dilengserkan dari jabatannya, Kalla mengaku tidak memiliki perasaan dendam atau emosi. Ia hanya mengatakan akan pulang ke kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan.

Kalla mengaku sempat ditawari jabatan sebagai Duta Besar RI di Singapura atau Amerika Serikat. Pilihan lainnya menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA). "Tetap, saya ingin pulang ke Makassar. Padahal saya mau pulang ke Makassar karena bulan puasa akan tiba," kata Kalla sambil kembali tersenyum.

Saat Megawati Soekarnoputri menggantikan Abdurrahman Wahid sebagai presiden pada 2001, putri Bung Karno itu memanggil Jusuf Kalla. Ia dipercaya menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Sampai akhirnya, Jusuf Kalla digandengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi wakil presiden yang dilantik pada Oktober 2004.




Source:
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright sekedar info 2010 -2011 | Design by parazitz | Published by bendoxz | Powered by Blogger.com.