Menurut Ahmad Salman, saat hendak mengambil penghapus yang jatuh, tiba-tiba dirinya didekati sang guru Ilmu Seni Budaya dan Keterampilan. Tanpa berkata apapun, tiba-tiba kedua pipi Ahmad Salman ditampar. Karena malu untuk menangis, korban hanya diam dan terus memegangi pipinya yang terasa mengeras.
"Pas aku ditampar sama gurunya aku. Sakit!" imbuh Salman, di rumahnya, Rabu (21/12).
Saat pulang, korban mengadu pada orangtuanya Abu Bakar, yang kemudian mendatangi sekolah. Sejak pemukulan Senin (19/12), Salman enggan ke sekolah. Kini Salman hanya duduk di rumahnya sambil sesekali memegangi pipinya, ketika teringat saat di
pukul gurunya.
Sementara itu Kepala Sekolah SDN Pejagan II Rahmad menjelaskan kronologi versi guru. Menurutnya, guru yang dituding menampar tu hanya sedikit menepuk pipi Salman.
"Sebetulnya penyebabnya itu hanya sedikit, cuma diginikan pipinya. Ditepuk-tepuk, jangan diulang lagi. Ya begitu biasanya anak-anak kan jujur kan," ujarnya.
Meski berkelit telah memukul anak didiknya dengan keras, pihak sekolah berjanji akan memanggil guru dan wali murid. Sehingga mereka bisa duduk bersama mencari penyelesaian. Pihak sekolah berharap kasus pemukulan terhadap murid tidak terulang di masa yang akan datang.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar