News Update :

Tindak Kejahatan yang dimaklumi di Indonesia

Kamis, 13 Oktober 2011

hehehe dah pada tau belum..
Neh di negara kita ada beberapa tindak kejahatan yang DAPAT DIMAKLUMI untuk dilakukan padahal seharusnya tidak dilakukan, berikut ini beberapa diantaranya

1. Pembajakan

Ya agan dah pada taulah pembajakan di indonesia dah kaya gimana.. hampir semua barang bisa dibajak dan diperjualbelikan disini… film, kaset, dan banyak lagi deeeeh.. Studi IDC menyebutkan tingkat pembajakan di Indonesia dialami sebesar 85% dengan potensi kerugian sebesar US$544 juta pada 2008. Jika dibandingkan 2007 naik sebesar 1% dari 84% dengan potensi kerugian sebesar US$411 juta. Dengan hasil 85% tersebut, Indonesia berada di posisi ke-12 dari 110 negara di dunia yang menjadi subjek penelitian. Persentase Indonesia ini sama dengan Vietnam dan Irak.

2. Pelanggaran lalu lintas "yang ringan-ringan"

Berhenti di bawah tanda dilarang parkir? Menaik-turunkan penumpang sembarangan? Ugal-ugalan? Hal diatas adalah perbuatan yang lazim kita lihat di jalan-jalan sekitar kita. Tingginya pelanggaran lalu lintas bisa dilihat dari angka pelanggaran yang terus meningkat. Data di Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya tercatat catat 589.127 kasus selama tahun 2008 hingga awal 2009, atau rata-rata sehari sekitar 1.000 lebih terjadi pelanggaran. Dari angka tersebut, sekitar 60% dilakukan pengendara sepeda motor, 30% angkutan umum baik Mikrolet, Bis, Metromini dan lainnya, 10% sisanya mobil pribadi

3. Pernikahan dibawah umur

Nah ini lagi neh yang kadang menggelikan kita. Kakek tua menikahi anak-anak juga sudah banyak terjadi… Laporan Pencapaian Millennium Development Goal's (MDG's) Indonesia 2007 yang diterbitkan oleh Bappenas menyebutkan, bahwa Penelitian Monitoring Pendidikan oleh Education Network for Justice di enam desa/kelurahan di Kabupaten Serdang Badagai (Sumatera Utara), kota Bogor (Jawa Barat), dan Kabupaten Pasuruhan (Jawa Timur) menemukan 28,10% informan menikah pada usia di bawah 18 tahun. Mayoritas dari mereka adalah perempuan yakni sebanyak 76,03%, dan terkonsentrasi di dua desa penelitian di Jawa Timur (58,31%).
Angka tersebut sesuai dengan data dari BKKBN yang menunjukkan tingginya pernikahan di bawah usia 16 tahun di Indonesia, yaitu mencapai 25% dari jumlah pernikahan yang ada. Bahkan di beberapa daerah persentasenya lebih besar, seperti Jawa Timur (39,43%), Kalimantan Selatan (35,48%), Jambi (30,63%), Jawa Barat (36%), dan Jawa Tengah (27,84%).

4. Main hakim sendiri

Ketemu maling di pasar… hajaaaar!!! Ada copet? Hajaaaar.. hahahaha tapi ini sering terjadi looh.. bahkan beberapa diantaranya berakhir dengan kematian..

5. Buang sampah sembarangan

Nah ini lagi…. Dah jadi budaya banget……..

6. Pemukiman liar

Lihat gambar di atas…. Cuma di indonesia ada yang kayak gini. Datang dari kampung ke kota besar tanpa modal keahlian dan keterampilan sebagian besar menjadi orang-orang yang yang tunawisma, lalu akhirnya hidup di daerah yang sama sekali tak layakuntuk jadi daerah pemukiman, selanjutnya akan menemui satpol PP saat penggusuran.

7. Diskriminasi dan SARA

Sampai saat ini para pelaku diskriminasi dan SARA masih terbilang kurang terkena dampak hukum di Indonesia, makanya bisa dilakukan terus-menerus dan berkelanjutan. Tragedi 13-15 Mei 1998 yang terjadi merupakan peristiwa politik yang sadis, kejam dan melanggar Hak Asasi Manusia. Tragedi tersebut tentunya tidak berhenti hanya sebagai problematika rasial, tapi telah menjadi momentum pembenaran bagi lahirnya peristiwa kekerasan-kekerasan berikutnya. Peristiwa Trisakti, Semanggi I dan II, Ketapang, Kupang, Aceh, Maluku, Papua, Kalimantan Barat, Poso, Makassar, Medan, Mataram, Yogyakarta, Yayasan Doulos, Banyuwangi, dan banyak lagi lainnya, hanya dilihat sebagai peristiwa politik yang layak disesalkan, tapi tidak untuk dituntaskan penyelesaian hukumnya.

8. Pengemis

Tindakan tegas yang dilakukan Dinas Sosial terhadap pemberi sedekah kepada pengemis di jalan sesuai dengan Perda Nomor 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Sanksi yang tercantum dalam perda cukup berat, kurungan tiga bulan atau denda maksimal Rp 20 juta. Dan untuk si pemberi sedekah akan didenda Rp 300 ribu.Operasi penertiban sosial sudah menjadi agenda Dinas Sosial dalam menekan angka pengemis jalanan yang terus meningkat tiap tahunnya, terutama menjelang puasa dan Lebaran.

9. Kelakuan wakil rakyat dan pejabat

Sebanyak 75 mobil dinas anggota DPRD DKI Jakarta masa jabatan 2004-2009 belum dikembalikan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Padahal, para wakil rakyat itu sudah mengakhiri masa jabatannya pada Selasa (25/8). Para anggota Dewan kecuali empat pimpinan Dewan diberi fasilitas berupa mobil dinas Toyota Altis tahun 2007. Mobil itu dibeli dengan menggunakan APBD DKI dan berfungsi sebagai mobil operasional. Jadi, begitu anggota Dewan berhenti, mereka wajib mengembalikan mobil tersebut.









Source:
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright sekedar info 2010 -2011 | Design by parazitz | Published by bendoxz | Powered by Blogger.com.