Sempurna di tiga laga dan mencetak sebelas gol menjadi gambaran sederhana Timnas Indonesia U-23 di SEA Games tahun ini. Skuad Garuda Muda memberi asa prestasi sepak bola nasional ketika Garuda Senior dipastikan gagal terbang ke Piala Dunia 2014 Brasil setelah gagal bersaing lawan trio Asia Barat: Iran, Qatar, dan Bahrain.
Terbang Tinggi: Patrich Wanggai dkk saat melibas Thailand. (foto: Bola/Esa)
Setelah berpesta setengah lusin gol ke gawang Kamboja serta memenangkan laga sarat fisik dan emosi lawan Singapura, hari Minggu kemarin Indonesia menyingkirkan tim tradisi juara SEA Games, Thailand.
Pada laga terakhir di Grup A Indonesia sudah ditunggu juara bertahan Malaysia. Meski sudah lolos ke semifinal dan hanya butuh hasil imbang untuk juara grup, toh Indonesia tetap bermain untuk menang. Berikut beberapa faktor yang mendukung perjalanan Garuda Muda berharap banyak bisa merebut medali emas pada SEA Games tahun ini.
DUKUNGAN SUPORTER
Tak seperti timnas senior, skuad U-23 jauh dari publisitas pra SEA Games. Timnas U-23 kesulitan mencari lawan tanding yang sepadan, beberapa kali Rahmat Darmawan menjadwalkan uji coba menghadapi tim kuat Asia atau Asia Tenggara, namun selalu gagal dipenuhi PSSI.
Saat lawan Thailand, sekitar 60 ribu suporter memenuhi Gelora Bung Karno, seolah membawa atmosfer Piala AFF dan kualifikasi Piala Dunia 2014 pada Tibo dkk.
"Saya senang penonton banyak yang datang. Ini menjadi ujian bagi para pemain apakah bisa bermain bagus di bawah tekanan puluhan ribu suporter. Untungnya ini terjadi di babak penyisihan, bukan di semifinal sehingga mereka sudah terbiasa bermain di hadapan puluhan ribu penonton," kata Rahmat.
PEAK PERFORMANCE
Kemenangan atas Thailand juga disebut sebagai permainan terbaik timnas sepanjang tiga laga perdana penyisihan grup. Menurut @hoytes di Twitter, terlepas dari dua kartu merah yang diterima Negeri Gajah Putih, namun Tibo dkk memperlihatkan permainan yang lebih padu dan lebih agresif dari dua laga sebelumnya.
Gol ketiga Indonesia ke gawang Thailand memberi bukti bagaimana Timnas U-23 kini tak hanya mengandalkan kecepatan individu pemain, tapi juga kerjasama tim.
FAKTOR RAHMAD DARMAWAN
Salah satu yang berhasil didongkrak Rahmad Darmawan di SEA Games kali ini adalah pamor talenta-talenta asal Papua. Selain Okto Maniani yang lebih dulu tampil di level senior, kehadiran Titus "Tibo" Bonai dan Patrich Wanggai menjadi warna dan daya tarik sendiri bagi timnas.
Bukan kali ini saja Rahmad Darmawan mengorbitkan bakat-bakat asal Papua. Di level klub, RD membawa Persipura juara tahun 2005 lalu dengan pemain-pemain seperti Boaz Sallosa, Ian Luis Kabes, dan Christian Warobay. Sementara di skuad U-23 saat ini, selain Okto dan duet "Wa-Bo" (Wanggai-Bonay) juga masih ada Stevi Bonsapia dan striker Lukas Mandowen.
Selain talenta Papua, satu nama yang mencuri perhatian adalah "legiun asing" Diego Michels. Peran pemain naturalisasi asal Belanda ini sangat vital dalam menjaga keseimbangan lini belakang, terutama sektor kiri. Menurut rekan@el_abie di Twitter, Diego memang belum mencetak gol dalam tiga laga yang sudah dimainkan, namun ia selalu bermain efektif, dan puncaknya saat meredam agresivitas pemain-pemain Thailand.
BERGESERNYA PETA SEPAK BOLA ASIA TENGGARA
Setelah Thailand tersingkir dan Singapura terlewati, tiga lawan tangguh berikutnya siap menghadang Indonesia, yakni Malaysia, Vietnam, dan Myanmar. Malaysia akan menjadi lawan terakhir Indonesia di penyisihan Grup A. Malaysia unggul selisih empat gol dari Singapura yang harus menang minimal 5-0 lawan Thailand. Di atas kertas, Indonesia dan Malaysia akan mewakili Grup A, sementara Vietnam dan Myanmar dari Grup B.
Meski sudah pasti lolos ke empat besar, Rahmad Darmawan menegaskan ia akan melakukan beberapa rotasi pemain meski tetap mengincar tiga angka menghadapi sang juara bertahan SEA Games sekaligus negara yang berstatus juara Asia Tenggara.
"Saya akan melakukan rotasi pemain saat lawan Malaysia agar kondisi pemain bugar di semifinal. Namun, saya pastikan kami akan bermain untuk menang lawan Malaysia. Kami ingin menjadi juara Grup A. Kami tetap main serius saat berhadapan dengan Malaysia. Ini pertandingan besar dan penuh gengsi. Para penonton pasti ingin melihat timnas terus meraih kemenangan," terang Rahmat Darmawan.
Saat menghadapi Malaysia inilah nantinya kecerdikan Rahmad Darmawan akan diuji. Bagaimana ia akan merotasi pemain dan memilih komposisi antara menghindari akumulasi kartu, cedera, namun tetap mampu meraih kemenangan untuk menjaga rekor sempurna selama penyisihan grup.
HARAPAN MEDALI EMAS
Andai Indonesia juara Grup A dan Malaysia runner up, sementara di Grup B Vietnam juara grup dan Myanmar runner up. Maka komposisi semifinal adalah Indonesia lawan Myanmar dan Malaysia lawan Vietnam. Bila Indonesia dan Malaysia sama-sama menang di semifinal, keduanya akan kembali bertemu di final. Sebuah skenario yang merupakan 'deja vu' Piala AFF tahun lalu, ketika Indonesia dan Malaysia yang bertemu di penyisihan grup kembali bersua di laga puncak.
Tapi kekuatan timnas U-23 dan timnas senior tak bisa disamakan. Bergesernya dominasi sepak bola Asia Tenggara dari Singapura dan Thailand ke Malaysia-Indonesia-Vietnam turut menjadi faktor pendukung yang bisa membawa Indonesia meraih medali di cabang sepak bola.
Vietnam yang dominan di Grup B juga menjadi ancaman serius bagi Indonesia untuk merebut medali emas. Menurut opini @Bung_komentator pada akun Twitter-nya, Vietnam merupakan "lawan sesungguhnya" Indonesia di SEA Games tahun ini dan mereka akan merepotkan Indonesia dengan kecepatan dan gaya main yang berbeda dari Okto Maniani dkk.
Masih ada tiga pertandingan lagi yang harus dimainkan Indonesia untuk meraih medali SEA Games tahun ini. Seperti halnya Olimpiade, gelar juara umum dirasa "kurang lengkap" andai belum menjadi juara di cabang sepak bola.
Dari perolehan medali awal pekan ini (Senin, 14/11) Indonesia melesat jauh meninggalkan rival-rivalnya. Inilah saatnya Indonesia mengawinkan gelar juara umum SEA Games dengan medali emas sepak bola.
sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar