"Temui keluarga abad 21," kata pria berusia 54 tahun itu sambil menepuk bahu robot Aimec. Ya, Aimec adalah robot anak dengan tinggi sekitar 120 cm.
Aimec atau Artficially Intelligent Mechanical Electronic Companion 3 ini memang diciptakan dengan sikap seperti manusia. Bahkan ia cukup pintar untuk membuat lelucon, mendengkur ketika saat tidur dan menggeliat ketika bangun.
Tak hanya itu, robot ini terhubung dengan internet melalui konektivitas nirkabel yang memungkinkannya mencari hal yang tidak ia mengerti.
Ia juga terhubung dengan peralatan rumah tangga sehingga bisa menyalakan televisi, lampu dan segala barang elektronik lainnya.
Selain bisa mendeteksi suara, Aimec dengan satu matanya mampu berjalan di atas roda sesuai peta rumah ataupun mengikuti seseorang.
Aimec atau Artficially Intelligent Mechanical Electronic Companion 3 ini memang diciptakan dengan sikap seperti manusia. Bahkan ia cukup pintar untuk membuat lelucon, mendengkur ketika saat tidur dan menggeliat ketika bangun.
Tak hanya itu, robot ini terhubung dengan internet melalui konektivitas nirkabel yang memungkinkannya mencari hal yang tidak ia mengerti.
Ia juga terhubung dengan peralatan rumah tangga sehingga bisa menyalakan televisi, lampu dan segala barang elektronik lainnya.
Selain bisa mendeteksi suara, Aimec dengan satu matanya mampu berjalan di atas roda sesuai peta rumah ataupun mengikuti seseorang.
Ellis yang telah lama menciptakan mainan mekanik dan digital yang telah dinikmati jutaan anak di seluruh dunia ini berharap prototipe Aimec bisa menjadi robot komersial pertama yang terjangkau dan bermanfaat di rumah.
"Sepuluh tahun lagi setiap rumah akan memiliki robot. Mereka akan membantu memotong rumput, memasak, membersihkan rumah dan pekerjaan lainnya," tutup Ellies sambil mengatakan robotnya akan tersedia di toko-toko dengan harga sekitar USD 256 atau sekitar Rp 2 jutaan.
0 komentar:
Posting Komentar